Minggu, 08 Desember 2013

BIODATA PEMILIK SKH.PELITA NUSANTARA DAN KLINIK TUMBUH KEMBANG ANAK

Hj. UMU KULSUM, S.Pd
adalah pemilik TK Miftahul Qulub, Sekolah Khusus Pelita Nusantara (tingkat SD - SMP ) dan Klinik Tumbuh Kembang Anak  yang berada di bawah naungan YAYASAN MIFTAHUL QULUB. beliau telah berkiprah didunia pendidikan semenjak masih di bangku kuliah ( Universitas Negeri Jakarta ).
Lebih dari 17 tahun beliau menangani Anak Berkebutuham Khusus (ABK) yang awalnya beliau melakukan terapi dari rumah ke rumah, dari lembaga ke lembaga yang akhirnya pada saat ini beliau telah memiliki klinik tumbuh kembang anak dan Sekolah Khusus tingkat SD - SMP yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus dan memiliki  terapis yang berpengalaman yang ada di klinik tersebut.
Selain kegiatan terapi yang masih dilakukannya beliau juga aktif memberikan seminar dan konsultasi bagi lembaga atau perorangan yang membutuhkan informasi tetang Anak Berkebutuhan Khusus. Pengarang buku " Praktis Membaca Awal Untuk Siswa TK " untuk TK Miftahul Qulub yang dimilikinya ini juga memberikan konsultasi GRATIS bagi orang tua yang mau mengetahui tentang tingkah laku anaknya.
Saat ini beliau sedang mengadakan program " Intervensi Dini Pada Anak "  ke sekolah sekolah dan lembaga-lembaga yang ada di masyarakat.
Bagi Anda yang ingin mengadakan program tersebut silahkan mengajukan agenda dalam program tersebut di Tlp.021.92108955


Jumat, 06 Desember 2013

KEGIATAN TERAPI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kegiatan terapi yang dilakukan kepada anak berkebutuhan khusus
Kegiatan ini berlangsung setiap hari di klinik Tumbuh Kembang Anak Permata Bunda
Bagi para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus bisa melakukan konsultasi gratis kepada terapis yang ada di klinik
Klinik Tumbuh Kembang Anak yang Berada dibawah naungan Yayasan Miftahul Qulub bukan hanya memiliki Klinik saja tetapi Yayasan telah menyiapkan Sekolah Khusus dari tingkat SD s/d SMP bagi anak ABK.

Kamis, 05 Desember 2013



Penyebab dan Gejala Autisme

Penyebab dan Gejala Autisme

Penyebab Autisme – Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah. Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).
Gejala Autisme – Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autisme Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.
a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :
1. Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
2. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
3. Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)
4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.
Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
1. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
2. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
3. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
4. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
c. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan.
Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
1. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
2. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
4. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Pendapat lain mengatakan bahwa gejala autisme antara lain:
a. Perkembangan terhambat, terutama dalam kelakuan dasar hidup bermasyarakat (misalnya : tersenyum dan berbicara).
b. Bermain sendiri, tidak mau berkumpul dengan anggota keluarga atau orang lain.
c. Lesu dan tidak acuh terhadap orang lain yang mencoba berkomunikasi dengannya.
d. Sedikit atau tidak ada kontak mata.
e. Mengerjakan sesuatu yang rutin tanpa dipikir dan berperangai buruk jika dilarang akan membangkitkan kemarahan.
f. Pada umumnya pertumbuhan jiwa terbelakang (cacat mental).
g. Pada beberapa kasus, anak tersebut mempunyai keahlian tertentu dan sangat pandai, misalnya : menggambar, matematika, musik, melukis (Infokes, 2005).
Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, beberapa sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis antara lain :
a. Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
b. Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
c. Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
d. Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
e. Jarang memainkan permainan khayalan
f. Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
g. Memutar benda
h. Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik
i. Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
j. Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
k. Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
l. Tidak takut akan bahaya
m. Terpaku pada permainan yang ganjil
n. Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
o. Tidak mau dipeluk
p. Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
q. Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
r. Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
s. Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya)
t. Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
u. Pada beberapa kasus ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
v. Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil, tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok.
Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.
sekolah Anak Berkebutuhan Khusus ini beralamat di Jl. KH Hasyim Asharai gg Jambu Gondrong Cipondoh Tangerang
tlp. 082113575109
tersedia terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus  --Autis, hiperaktif dll